Sabtu, 18 Januari 2014

EVALUASI NATAL IKATAN KELUARGA BESAR PELAJAR & MAHASIWA NDUGA SE_JAWA & BALI,


TIM PEDULI MAHASISWA PAPUA KAB. NDUGA
TERHADAP
MASYARAKAT NDUGA
Nduga Li Engga Kagwi Nenpe Misik, Nonowene Misik, Nunuwi Tenaje Mijangen Misik.
Cp: 081290301950
email: dpcjipmniwib@yahoo.co.id             
Daftar Isi:
I.                   Pendahuluan
A.    Latar Belakang
B.     Visi dan Misi
C.    Tujuan
II.                Ada Dua Topik Utama
A.    Pemilihan Pemilu 2014
B.     Islamisasi di Papua khususnya (Kabupaten Nduga).
III.             Kritik  dan Saran
a.      Kritik
b.      Saran
IV.             Kesimpulan
I.                  Pendahuluan
A.    Latar Belakang, TIM PEDULI MAHASISWA NDUGA Terhadap MASYARAKAT NDUGA. Ini Dibentuk pada hari sabtu Tanggal 11 Januari 2014. Bertempat konterakan Nduga di  Jakarta. Dan Tim ini di bentuk hasil,EVALUASI PANITIA NATAL & PEMBUBARAN  Mahasiswa Se-JABODETABEK di Jakarta. Dalam hal kesepakatan mengangkat ada dua Topik Utama yaitu:
a.       Dalam pemelihan pemilukada Tanggal 09 April 2014.
b.      Islamisasi di Papua khususnya Kabupaten Nduga.
Ada dua topic utama ini, yang mengakibatkan sehingga merocot dalam pembangun kabupaten nduga, maka itu kami dari  tim peduli Mahasiswa  Nduga terhadap Masyarakat Nduga perlu di bahas dalam kalangan masyarakat Nduga.
Dari dua masalah ini, Terbentuk Tim  Peduli Mahasiswa Nduga terhadap Masyakat Nduga, Sebab kurangnya. Pemahaman terhadap masyakat, terjadi banyak hal yang tidak diinginkan munculnya konflik di kalangan masyarkat dan munculnya Islamisai di tengah masyarakat.
Sehingga kami dari Pribumi Mahasiswa Nduga tidak mau berdiam diri dalam hal ini, sehingga, kami membentuk “Tim Peduli Mahasiswa Nduga terhadap Masyarkat Nduga”. Merekut semua Mahasiswa/i yang berada se- Indonesia memberikan suatu sosialisasi terhadap masyarakat Nduga  demi kesejahteraan masyarakat nduga kedepan yang lebih baik.
B.     VISI DAN MISI
Visi : Melalui TIM PEDULI MAHASISWA NDUGA Terhadap MASYARAKAT NDUGA ini, mewujudkan Kebersamaan Menuju masa depan Kabupaten nduga yang lebih baik, (Nabua-Kabua Pem Waragolat Nindi Misiket Pem Yabu Wanok)  

Misi: Melalui TIM PEDULI MAHASISWA NDUGA Terhadap MASYARAKAT NDUGA ini, Mempersatukan perbedaan pendapat dalam masyarakat adat Nduga Perbedaan pendapat, di Kalangan Masyarakat Kabupaten Nduga.
C.    Tujuan
Tujuan Tim Mahasiswa Nduga Peduli Terhadap Masyarkat Nduga.
Tim ini sama sekali tidak memihak siapapun. Entah Pemerintah mau pun masyarakat atau orang-orang yang tertentu. Dan tim ini dengan tujuan. Bagaimana nasip rakyat nduga kedepan, dan kemana orang nduga ke depan?, dari pertanyaan seperti ini! Kami dari Tim peduli Mahasiswa Nduga Terhadap Masyarat Nduga. Berkomitmen,bahwa kami sebagai anak putra daerah, membawah masyarkat nduga ke arah yang lebih baik.
Kami dari Tim Peduli Mahasiswa Nduga Terhadap Masyarakat Nduga. Mengangkat ada Dua Topik utama
a.       Dalam pemilihan pemilukada 2014.
b.      Berkembangnya Islamisasi di Tanah Papua lebih Khususnya (Kabupaten Nduga).
Sebab ada kedua Topik ini, mempengaruhi kalangan masyarakat di kabupaten Nduga, Sehingga kami dari Tim Peduli Mahasiswa Nduga Terhadap Masyarakat nduga. Membangun kebersamaan yang kuat. Sebab kurangnya, pengetahuan masyakat sehingga, bisa terjadi hal yang tidak diinginkan.
II.Ada Dua Topik Utama.
A.    Dalam pemilihan pemilukada 2014.
Dalam Pemilihan aggota legislatif DPRD 2014. Semakin dekat maka, Kami dari Tim  Peduli Mahasiswa Nduga  terhadap Masyarkat Nduga. Menghimbahu kepada seluruh masyarakat kabupaten  nduga, bahwa waspada dalam pemilihan pemilukada anggota legislatif DPRD Tanggal, 09 April 2014.  Masyarakat Nduga jangan mendengar konfromi dari pihak manapun. yang datang dari pemilihnya atau Calon DPRD 2014.Namun, Ingat! Pilihlah HAK  insiatif masyarakat sendiri dan sekali lagi jangan dengar bujukan-bujukan dari Calon DPRD  dan kandidat lainnya. Sebab semua persoalan konflik muncul itu adalah ada pada pengaruh dan bujukan. Maka masyarakat nduga terjadi konflik, sebab itu  masyarakat pililah HAK demokerasi-mu masing-masing.
B.     Islamisasi di Papua khususnya Kabupaten Nduga.
Munculnya Suatu Konflik dalam organisasi pihak keagamaan di kalangan masyarakat Kabupaten Nduga, maka itu kami dari Tim Peduli Mahasiswa Nduga Terhadap Masyarakat Nduga.  Berkomitmen tidak dapat membuka Suatu organisai Sebagai berikut:
1.      Pesanteren
2.      Mazjid
3.      Barad
4.      Masyarakat NdugaTidak dapat menjual Tanah
V.Kritik  dan Saran
c.       Kritik
d.      Saran
e.       Kesimpulan
                             EVALUASI PANITIA NATAL (DPWIB- IPMNI)
    Mahasiswa adalah agen perubahan maka kami mahasiswa tidak perlu bawa persoalan yang sedang terjadi di kalangan senior kami yang mengorbankan rakyat kami ,Moment Natal ini kami ketua panitia Natal Kota Study SeJabodetabek berharap kami adalah satu dan kami adalah satu mama ,satu bapa,satu honai ,dan satu tujuan untuk membangun Ndugama ,karena agen perubahan Ndugama ada di pundak mahasiswa 

untuk itu kami ucapkan Terima kasih Banyak atas kerja samaNya.Mahasiswa Nduga Se_Indonesia

Nduga Li Engga Kagwi Nenpe Misik, Nonowene Misik, Nunuwi Tenaje Mijangen Misik.wi wa oo.

BY .NDUGA_LANYY.

Jumat, 03 Januari 2014

Kata Baku – Tidak Baku.ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA

Pengertian kata baku ini berdasarkan pengertian baku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
ba·ku n 1 pokok; utama: beras merupakan bahan makanan — bagi rakyat Indonesia; 2 tolok ukur yg berlaku untuk kuantitas atau kualitas yg ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
Dengan demikian, kata baku adalah kata yang sesuai dengan standar kaidah tata bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang resmi dalam bahasa Indonesia.
Namun, mungkin karena tidak terbiasa atau tidak tahu, masih banyak penggunaan kata yang tidak baku dan “dibiarkan” oleh lembaga bahasa.
Parahnya lagi, penggunaan kata tidak baku itu kerap muncul di iklan-iklan yang dipublikasikan secara nasional lewat berbagai media, seperti “Jaringan Handal” (seharusnya/yang baku: Jaringan Andal), juga kerap diucapkan oleh penyiar televisi nasional yang tentu saja dianggap benar oleh pemirsanya, seperti kata “resiko” (kata baku: risiko) dan “praktek” (kata baku: praktik).
Berikut ini sejumlah daftar kata baku dan kata tidak baku yang sering “tertukar” dalam saat digunakan dalam komunikasi.
              Kata Baku – Tidak Baku
BAKU – TIDAK BAKU. Yang pertama kata baku, yang kedua kata tidak baku.
aktif – aktip
aktivitas – aktifitas

Istilah dalam Bahasa Indonesia

HOMONIM
adalah kata yang tulisan dan cara pelafalannya sama tetapi memiliki makna yang berbeda.
Contoh :
genting = keadaan genting = gawat
genting = genting rumah = atap
jarak = pohon jarak = tanaman
jarak = jarak jauh = ukuran
bisa = bisa berjalan = dapat
bisa = bisa ular = racun

HOMOFON
adalah kata cara pelafalannya sama tetapi penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh :
kol = sayur kol = tanaman
kol = naik colt = kendaraan
bang = Bang Ali = kakak
bang = Bank Mandiri = lembaga penyimpanan uang 

HOMOGRAF
adalah kata yang tulisannya sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh :
seri = berseri-seri = gembira
seri = bermain seri = seimbang
teras = pejabat teras = inti
teras = teras rumah = bagian depan rumah
apel = makan apel = buah
apel = apel bendera = upacara
apel = kencan

SINONIM
adalah persamaan makna antara dua kata atau lebih.
Contoh
agar = supaya
ahli = pakar
badai = topan
bagan = skema
benar = betul
agung = besar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK6D9tHApvIhWvinDGAad4VOfKN0Z1eGCPStlMU-mNMDuh0eWTnF6SsasEAnKDPjVulaRW-ZIRz0afdMZcnNQBFqW6kJ6C8KYdE_XeAE0DfEV2E6t_HP_eILwJEJ92pGLOkZYg5gB9-ow/s400/linguistik.jpg
Artikel ini didapat dari digilib Universitas Sumatra Utara (USU)

    PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu alat untuk mengadakan interaksi terhadap manusia yang lain. Jadi bahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dengan adanya bahasa kita kita dapat berhubungan dengan masyarakat lain yang akhirnya melahirkan komunikasi dalam masyarakat.

Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang disebut kata non baku. Hal ini terjadi salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibabkan daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang digunakannya terhadap bahasa Indonesia.

Saat kita mempergunakan bahasa Indonesia perlu diperhatikan dan kesempatan. Misalnya kapan kita mempunyai ragam bahasa baku dipakai apabila pada situasi resmi, ilmiah. Tetapai ragam bahasa non baku dipakai pada situas santai dengan keluarga, teman, dan di pasar, tulisan pribadi, buku harian. Ragam bahasa non baku sama dengan bahasa tutur, yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam percakapan

Bahasa tutur mempunyai sifat yang khas yaitu:
a. Bentuk kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung.
b. Menggunakan kata-kata yang biasa dan lazim dipakai sehari-hari. Contoh: bilang, bikin, pergi, biarin.

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat memegang peranan penting, tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur.

CIRI-CIRI BAHASA BAKU
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:

1. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.

2. Wacan teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.

3. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan sebagainya.

4. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya. Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis, sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa lisan. Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:


2.1. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa

Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara ekspilisit dan konsisten. Misalnya:

1. Pemakaian awalan me- dan awalan ber- secara ekpilisit dan konsisten.
Misalnya:
Bahasa baku
- Gubernur meninjau daerah kebakaran.
- Pintu pelintasan kereta itu kerja secara otomatis.

2. Pemakaian kata penghubung bahwa dan karena dalam kalimat majemuk secara ekspilisit. Misalnya:
Bahasa Baku
- Ia tidak tahu bahwa anaknya sering bolos.
- Ibu guru marah kepada Sudin, ia sering bolos.

3. Pemakaian pola frase untuk peredikat: aspek+pelaku+kata kerja secara konsisten. Misalnya:
Bahasa Baku
- Surat anda sudah saya terima.
- Acara berikutnya akan kami putarkan lagu-lagu perjuangan.
Bahasa Tidak Baku
- Surat anda saya sudah terima.
- Acara berikutnya kami akan putarkan lagu-lagu perjuangan.
4. Pemakaian konstruksi sintensis. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- anaknya - dia punya anak
- membersihkan - bikin bersih
- memberitahukan - kasih tahu
- mereka - dia orang

5. Menghindari pemakaian unsur gramatikal dialek regional atau unsure gramatikal bahasa daerah. Misalnya:
Bahasa Baku
- dia mengontrak rumah di Kebayoran lama
- Mobil paman saya baru
Bahasa Tidak Baku
- Dia ngontrak rumah di Kebayoran lama.
- Paman saya mobilnya baru.


2.2. Penggunaan Kata-Kata Baku
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- cantik sekali - cantik banget
- lurus saja - lempeng saja
- masih kacau - masih sembraut
- uang - duit
- tidak mudah - enggak gampang
- diikat dengan kawat - diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya - gimana kabarnya


2.3. Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan
Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disebut ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (singkat EyD) EyD mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- bersama-sama - bersama2
- melipatgandakan - melipat gandakan
- pergi ke pasar - pergi kepasar
- ekspres - ekspres, espres
- sistem – sistim


2.4. Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan
Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafl daerah.
Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- atap - atep
- menggunakan - menggaken
- pendidikan - pendidi’an
- kalaw - kalo,kalo’
- habis - abis
- dengan - dengen
- subuh - subueh
- senin - senen
- mantap - mantep
- pergi - pigi
- hilang - ilang
- dalam – dalem


2.5. Penggunaan Kalimat Secara Efektip
Maksudnya, kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan pembicaraan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang di maksud pembicara atau penulis.

Keefektipan kalimat ini dapat dicapai antara lain dengan:

1. Susunan kalimat menurut aturan tata bahasan yang benar, misalnya:
Bahasa Baku
- Pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan
keluarganya merasa tidak aman.
Bahasa Tidak Baku
- Di pulau Buton banyak menghasilkan aspal.
- Tindakan-tindakan itu menyebabkan penduduk merasa tidak aman dan
keluarganya.


2. Adanya kesatuan pikiran dan hubungan yang logis didalam kalimat. Misalnya:
Bahasa Baku
- Dia datang ketika kami sedang makan.
- Loket belum dibuka walaupun hari sudah siang.
Bahasa Tidak Baku
- Ketika kami sedang makan dia datang.
- Loket belum dibuka dan hari tidak hujan.
3. Penggunaan kata secara tepat dan efesien. Misalnya:
Bahasa Baku
- Korban kecelakaan lalu lintas bulan ini bertambah.
- Panen yang gagal memaksa kita mengimpor beras.
2003 Digitalized by USU digita library 4
.
Bahasa Tidak Baku
- Korban kecelakaan bulan ini naik.
- Panen gagal memungkinkan kita mengimpor beras.
4. Penggunaan pariasi kalimat atau pemberian tekanan pada unsur kalimat yang
ingin ditonjolkan. Misalnya:
Kalimat Biasa
- Dia pergi dengan diam-diam.
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Dengan pisau dikupasnya mangga itu.
Kalimat Bertekanan
- Pergilah daia dengan diam-diam.
- Dengan pisaulah dikupasnya mangga itu.

3. ANALISI RAGAM BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA
INDONESIA

3.1. Sudara ketua, para hadirin yang terhormat, kalimat tersebut jelas salah, karena mengandung makna jamak. Kata para sudah menyatakan jamak, begitu juga kata hadirin, sudah mengandung makna semua orang yang hadir, oleh karena itu tidak perlu dijamakkan lagi dengan menempatkan kata peserta para. Kalimat yang benar adalah: saudara ketua, hadirin yang terhormat,…..

3.2. Waktu kami menginjak klinik di bulan September… Kalimat diatas jelas salah, karta majemuk tidak tepat diapaki seharusnya memasuki, kata perangkai “di” tidak boleh ditempatkan didepan kata tidak menunjukkan kata tempat, jadi diganti dengan pada. Kalimat yang benar adalah: waktu kami memasuki klinik pada bulan September…..

3.3. Berhubung beryangkitnya penyakit cacar perlu diambil tindakan….. Kalimat diatas salah, kata penghubung yang harus selalu diikuti oleh, dengan, dan dibelakang kata cacar lebih baik dibubui koma. Jadi kalimat yang benar adalah: berhubung dengan berjangkitnya penyakit cacar, perlu diambil tindakan…..

3.4. Atas perhatian saudara dihaturkan banyak terima kasih. Kalimat diatas salah karena kata dihaturkan tidak ada dalam bahasa Indonesia, yang ada kata diucapkan selanjutnya kata banyak juga tidak dipakai, karena tidak lazim. Jadi kalimat yang benar adalah: atas perhatian saudara diucapkan terima kasih…..

3.5. Seluruh sekolah-sekolah yang ada dikota ini tidak menyenangi sistem ujian itu. Kalimat diatas salah. Kata seluruh sudah menunjukkan jamak. Jadi tidak perlu kata yang didepannya diulang, cukup seluruh sekolah. Selanjutnya kata depan di harus dipisahkan. Penulisan kata sisitim seharusnya sistem. Jadi kalimat yang benar adalah seluruh skolah yang ada dikota ini tidak menyenangi sistem ujian itu.

3.6. Seluru anggota perkumpulan itu harus hadir pada jam 14.00 siang.
Kalimat diatas salah.
I. Penulisan anggauta seharusnya anggota.
II. Penulisan hadlir seharusnya hadir (hiperkorek).
III. Menunjukkan waktu dipakai kata yang tepat adalah pukul.
Jadi kalimat yang benar adalah:
Seluruh anggota perkumpulan itu harus hadir pukul 14.00.

3.7. Sejak mulai dari hari Senen yang lalu sangat sedikit sekali perhatiannya
dipelajaran itu. Kalimat diatas salah.
2003 Digitalized by USU digita library 5
.
I. Kata sejak, mulai, dan mencakup pengertian yang sama. Jadi pilih
salah satu.
II. Kata Senen adalah non baku, yang baku adalah Senin.
III. Kata sangat, sekali mencakup pengertian yang sama.
IV. Kata depan “di” pada kata dipelajari tidak tepat, seharusnya pada
pelajaran. Jadi kalimat yang benar adalah:
Sejak Senin yang lalu sangat sedikit perhatiannya pada pelajaran.
Sejak Senin yang lalu sangat sedikit perhatiannya pada pelajaran itu.

3.8. Sya sudah umumkan supaya setiap mahasiswa-mahasiswa datang besok hari
Sabtu yang akan datang.
Kalimat diatas salah.
I. Saya sudah umumkan, bahasa yang non baku, tidak memakai pola
frase verba.
II. Kata setiap sudah menunjukkan jamak tidak perlu kata yang di
depannya diulang.
III. Kata besok tidak perlu, sebab membingungkan.
Kalimat yang benar:
Sudah saya umumkan supaya setiap mahasiswa datang hari Sabtu yang
akan datang.

3.9. Adalah sudah merupakan suatu kenyataan bahwa bahasa Indonesia
adalah bahasa persatuan dan kesatuan resmi negara.
Kalimat di atas salah.
1. Ungkapan adalah sudah merupakan suatu kenyataan bahwa adalah ungkapan mubazir,tanpa ungkapan itu makna sudah jelas pembaca sudah memahaminya.
Kalimat benar adalah:
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan bahasa resmi negara.

3.10. Sebagaimana telah ditetapkan pekerjaan itu biasanya dilakkukan tiga kali
seminggu.
Kalimat diatas adalah salah.
I. Penggunaan kata biasanya tidak perlu, karena makna kata itu sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimam telah ditetapkan
II. Penulisan kata se- Minggu non bakau, yang baku adalah seminggu. Kalimat yang benar adalah sebagaimana telah ditetapkan pekerjaan itu dilakukan tiga kali seminggu.


4. KESIMPULAN
1. Bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok ajuan, yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.

2. Ragam bahasa baku bahasa Indonesia memang sulit untuk dijalankan, atau yang digunakan karena untuk memahaminay dibutuhkan daya nalar yang tinggi.

3. Dengan menggunakan ragam bahasa baku, seseorang akan menaikkan
prestisenya.